Minggu, 14 Mei 2017

hadist senyum

Hadits tentang senyum.. :)


(: Hadits-hadits keutamaan senyum :)
1.      Dari Abu Dzar RA., dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
2.      Dari Jarir bin Abdillah RA. dia berkata,
“Sejak aku masuk Islam, Rasulullah SAW. tidak pernah menolak aku untuk duduk bersama beliau. Dan tidaklah beliau melihatku kecuali Beliau tersenyum kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3.      Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i RA. dia berkata, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” (HR. Tirmidzi)

4.      Jabir bin Samurah RA. berkata, ia menceritakan tentang kebiasaan Rasulullah SAW., “Beliau biasanya tidak berdiri dari tempat shalat di mana beliau shalat shubuh padanya kecuali setelah terbit matahari. Apabila matahari telah terbit barulah beliau berdiri. Sementara itu para sahabat bercakap-cakap membicarakan kejadian di masa jahiliyah, lalu mereka tertawa, sedangkan Beliau hanya tersenyum.” (HR. Muslim).
5.      Dari Abu Dzarr RA. dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah.” (HR. Tirmidzi)
6.      Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria." (HR. Muslim).

Tersenyumlah – AaGym

            Semoga Allah Swt. Yang Maha Mendengar setiap bisikan yang ada di dalam hati kita, menggolongkan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa antusias menjaga kebersihan hati. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Saw.
            Tersenyum adalah hal sederhana, malah sering dipandang sebagai hal yang remeh. Namun, jika tersenyum dilakukan dengan ikhlas dan dengan cara yang benar, ia bisa bernilai ibadah. Subhanallah, betapa lengkapnya Islam ini, hingga hal-hal kecil pun mendapat perhatian luar biasa.
            Senyum adalah perbuatan ringan yang berdampak besar. Senyuman yang tulus bisa mencairkan suasana di antara dua orang yang sedang bermusuhan. Senyuman yang tulus pun bisa menularkan kebahagiaan pada orang-orang di sekitar kita. Senyuman yang tulus bisa mengeratkan persaudaraan.
            Rasulullah Saw. adalah orang yang paling banyak tersenyum dan paling baik senyumannya. Abdullah bin Al Harits bin Jaz’i pernah mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Tirmidzi)
            Bertemu dan bertegur sapa dengan orang lain sambil tersenyum jauh akan lebih menentramkan daripada sambil cemberut. Bermuka masam selain menimbulkan rasa tidak enak bagi orang yang sedang kita hadapi, juga merupakan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah Swt.
            Bahkan, Allah Swt. pernah mengingatkan Rasulullah Saw. agar tidak bermuka masam kepada salah seorang sahabatnya yaitu Abdullah Ibn Ummi Maktum yang buta. Singkat kisah, Ibnu ‘Abbas meriwayatkan bahwa ketika itu Rasulullah Saw. sedang berdialog dengan para pemuka kaum Quraisy. Lalu, datanglah Abdullah ibn Ummi Maktum yang meminta kepada Rasulullah Saw. untuk diajarkan ayat-ayat Al Quran.
Masih menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, mungkin karena merasa terganggu dengan kedatangan Abdullah, Rasulullah Saw. tidak sempat menghiraukan permintaan Abdullah itu. Nampak, wajah Rasulullah Saw. agak masam dan melanjutkan dialognya dengan para pemuka Quraisy itu.
            Kemudian, Allah Swt. secara halus mengingatkan Rasulullah Saw. dengan firman-Nya, “Dia bermuka masam dan berpaling. Karena datang kepadanya orang buta itu. Padahal adakah yang memberitahumu boleh jadi dia akan jadi orang yang suci.” (QS. ‘Abasa [80] : 1-3).
            Setelah ayat ini turun, barulah Rasulullah Saw. tersadar akan kekhilafannya. Sejak peristiwa itu, Abdullah bin Ummi Maktum menjadi orang yang sangat disayangi oleh Rasullah Saw. Setiap kali beliau berhadapan dengan Abdullah ibn Ummi Maktum, beliau selalu menghadapinya dengan wajah yang berseri penuh senyuman. Ya, Rasulullah Saw. tersenyum tulus meski di hadapan sahabatnya yang buta. Subhanallah!
            Saudaraku, ketika kita terjebak kemacetan, kemudian ada pengendara lain yang nampaknya menyerobot jalan atau menghalangi jalan kita, tentu kita merasa kesal. Tidak heran kalau ada yang melontarkan umpatan atau makian hingga kata-kata kasar. Tidak jarang juga yang berujung pertengkaran.
            Padahal, jika mau sedikit saja menahan diri, melontarkan teguran secara hangat sembari memberikan senyuman, niscaya itu lebih produktif. Untuk diri kita sendiri hal itu bisa menurunkan ketegangan. Untuk orang lain hal itu bisa menentramkan suasana. Dua situasi yang sangat berbeda disebabkan satu hal yang sederhana. Maka, tebarkanlah senyuman.
            Akan tetapi, hati-hati juga dengan senyuman. Jangan pula mengumbar senyuman kepada orang yang tidak tepat. Misalnya mengumbar senyuman kepada lawan jenis yang bukan mahram. Selain bisa menimbulkan fitnah, hal ini bisa menjadi pintu bagi kotornya hati kita. Selain itu, tahan pula diri kita dari tersenyum sinis. Karena senyuman sinis hanya akan menyinggung hati orang lain dan menimbulkan permusuhan.
            Tersenyumlah secara tulus, proporsional dan dengan cara yang benar. Jangan tersenyum dengan dibuat-buat hanya demi menyenangkan hati atasan, atau demi memikat calon konsumen agar membeli dagangan kita. Tersenyumlah hanya karena mengharap ridha Allah Swt. Tersenyumlah dengan niat ibadah. Senyum yang tulus karena Allah akan bernilai ibadah karena termasuk sedekah.
            Rasulullah Saw. bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
            Semoga Allah Swt. mengkaruniakan kebersihan hati kepada kita agar senantiasa semangat menebarkan keceriaan dan senyuman. Sehingga tali persaudaraan di antara kita semakin erat. Aamiin ya Allah ya Rabbal ‘aalamiin.[]

Ditulis oleh: KHAbdullah Gymnastiar ( Aa Gym )

1 komentar:

Faktor Administrasi Perkantoran

Faktor Administrasi Perkantoran   2.       Faktor Administrasi 1.        Pengorganisasian Merupakan rangkaian perbuatan menyusun...